Sejarah Bidak Mutiara

Persatuan catur Bidak Mutiara didirikan pada April 1977.
Pada saat itu Percas (Persatuan Catur Semarang) mengumumkan bahawa pada bulan April 1977 akan diadakan Kejuaraan Catur Beregu se Kota Semarang.
Untuk mengikuti event tersebut, maka Ishak Sugeng membuat klub catur Bidak Mutiara, yang anggotanya adalah para penngemar catur di lingkungan kelurahan Gabahan dan Kentangan, Semarang Tengah.
Pada saat didirikan, klub ini tidak punya pelatih. Semua anggota hanya berlatih bersama, dan beberapa diantaranya mulai belajar teori dari buku catur bekas yg dibeli di Pasar Johar.
Karena belum banyak mengenal teori catur, maka pada Kejuaraan Beregu Kota �Semarang 1977 itu Bidak Mutiara menempati posisi terakhir dari 32 klub peserta.
Setelah itu, mulailah Bidak Mutiara membeli buku buku catur dari pak Jamil Jamal (Jakarta).
Hasilnya , pada Kejuaraan beregu Kota Semarang tahun 1978, Bidak Mutiara menempati rangking 15 dari 32 peserta.
Disadari bahwa belajar teori adalah wajib jika ingin jadi pecatur yg tangguh, maka Bidak Mutiara mulai mendatangkan buku buku catur dari BT Batsford , London dan Chess Digest, Dallas (USA).
Dan dari hasil Latihan yg tekun, maka pada Kejuaraan beregu tahun berikutnya , yaitu tahun 1979 , Bidak Mutiara yg menurunkan : T.Wibowo, Lukas Edy Santoso, Ishak Sugeng, Suryo Budiono berhasil menjadi runner-up di bawah klub Siasat yg memang menjadi langganan juara di kota Semarang.
Perlu diketahui bahwa pada jaman itu, masih jarang pemain-pemain junior, apalagi junior E, F, G seperti sekarang ini.
Makanya ketika mengikuti Kejuaraan Catur Beregu 1978, Lukas sempat “diusir” oleh wasit, karena dianggap sebagai anak-anak yg salah duduk di kursi pemain.
“Dik, jangan duduk disitu, itu mau dipakai untuk bertanding” begitu kata pak Siswadi , Wasit Nasional ketika itu.
Setelah kami jelaskan bahwa Lukas ini ikut main, maka wasitpun menjawab dengan agak heran : “Ooo.. ikut main?..”
Sejak meraih runner-up di Kejuaraan Beregu 1979, nama Bidak Muitara mulai diperhitungkan, apalagi Bidak Mutiara meraihnya dengan pemain pemain baru yg berusia muda.
Dan sejak saat itulah mulai muncul pecatur-pecatur muda dari klub lain.
Pada Kejuaraan Beregu tahun 1980, klub catur Petir yg dipimpin oleh Adinomo memutuskan untuk bergabung dengan Bidak Mutiara, dan hasilnya Bidak Mutiara A meraih juara I dan Bidak Mutiara B menjadi juara II .



Perlu diketahui, bahwa Bidak Mutiara juga berkontribusi mengisi rubrik Catur di koran Suara Merdeka, Wawasan dan Jawa Pos.


Susunan Pengurus

Ketua